Litosfer (A-03).

1. Pengertian Geologi
Geologi merupakan pengetahuan alam mengkaji segala gejala yang terdapat di atas muka bumi dan di dalam bumi. Geologi adalah Ilmu yang mengkaji bumi khususnya lithosfer mengenai materi penyusunnya (lapisan batuan), proses yang ada di dalamnya, serta perubahan yang terjadi akibat proses tersebut. Geologi adalah pengetahuan tentang susunan zat serta bentuk dari bumi.
Cabang-cabang geologi meliputi, antara lain:
a. Mineralogi: Pengetahuan yang mempelajari bahan utama yang membentuk kerak bumi misalnya mineral penyusun batuan, batu permata dsb
b. Petrologi: Petros (Batuan) Logis (Ilmu Pengetahuan) Mempelajari batuan sebagai penyusunan bumi serta cara terjadinya dan klasifikasinya.
c. Paleontologi: Ilmu yang mempelajari pembatuan/fosil dari binatang purba maupun tumbuhan purba.
d. Geologi ekonomi: Pengetahuan yang mempelajari endapan-endapan serta mineral yang mempunyai nilai ekonomi, penting dalam kehidupan sehari-hari.
e. Geofisika: Peengetahuan yang mempelajari sifat fisika dari bumi seperti gaya berat, gejala magnetis menerangkan proses geologi
28
f. Geomorfologi: mengkaji bentuk muka bumi, cara terjadinya (genesis), proses yang bekerja di atas dan didalam bumi kaitannya dengan lingkungan.
g. Geologi Teknik: Penggunaan geologi untuk bidang ketehnikan.
h. Vulkanologi: Ilmu yang mengkaji kegunungapian
i. Seismologi: mempelajari kegempaan.
j. Geologi struktur: mengkaji struktur/susunan/hubungan batuan penyusun bumi.
2. Hubungan Geografi dengan Cabang-Cabang Geologi, adalah:
a. Litologi
Merupakan unsur utama pembentukan bentuk lahan serta karakteristik dan proses geomorfik.
1) Proses pembentukan tanah antara lain batuan induk
2) Karakteristik hidrologi terutama respon terhadap air.
b. Struktur Geologi
1) Struktur geologi
2) (adanya lipatan, patahan, dome, dataran dsb)
3) Gerakan air tanah, kecepatan aliran
4) Potensi air tanah berbeda-beda tergantung pada ada tidaknya retakan atau rekahan atau padu.
5) Ketersediaan air
6) Stabilitas daerah
c. Stratigrafi
1) Urutan perlapisan batuan bersama-sama dengan faktor geologi lain berpengaruh terhadap stabilitas lereng, potensi air, potensi sumber daya mineral dan bahan galian
2) Stratigrafi merupakan salah satu hal penting dalam kejadian proses longsoran
3) Tipe stratigrafi
3. Bentuk-Bentuk Tenaga Endogen
Terjadinya bentuk muka bumi yang tidak rata terjadi akibat adanya tenaga dari dalam bumi (endogen) dan luar bumi (eksogen). Pada
29
bagian ini akan hanya dibahas mengenai tenaga endogen yang merupakan tenaga yang berasal dari dalam bumi yang menyebabkan perubahan bentuk pada kulit bumi.
Tenaga endogen adalah tenaga yang berasal dari dalam bumi yang menyebabkan perubahan pada kulit bumi. Tenaga endogen ini sifatnya membentuk permukaan bumi menjadi tidak rata. Daerah awalnya merupakan permukaan bumi rata (datar) tetapi akibat tenaga endogen ini berubah menjadi gunung, bukit atau pegunungan. Pada bagian lain permukaan bumi turun menjadikan adanya lembah atau jurang. Secara umum tenaga endogen dibagi menjadi tiga jenis yaitu tektonisme, vulkanisme, dan seisme atau gempa yang dijelaskan sebagai berikut.
a. Tektonisme
Tektonisme terdiri dari 2 proses, yaitu epirogenesa dan orogenesa
1) Epirogenesa adalah gerak vertikal secara lambat baik berupa pengangkatan maupun penurunan permukaan bumi yang meliputi daerah yang luas (epiros=benua).Bila permukaan bumi bergerak turun, sehingga permukaan laut tampak seolah-olah naik, maka gerak epirogenesa disebut gerak epirogenesa positif.

Gambar . Gerak epirogenesa positif, terjadi di Pantai Skandinavia dan Pantai Timor.


Gambar 3. Gerak epirogenesa negatif, terjadi di Teluk Hudson.
2) Orogenesa merupakan gerakan pembentukan pegunungan yang terjadi relatif cepat dan meliputi daerah yang lebih sempit. Gerakan ini menyebabkan terbentuknya pegunungan. Contohnya terbentuknya deretan lipatan pegunungan muda Sirkum Pasifik.
30
Lipatan dan patahan merupakan gerak orogenesa yang termasuk dalam jenis proses diastropisme.
a) Pembentukan Lipatan (Fold)
Lipatan terjadi karena adanya gerakan pada lapisan bumi yang menyebabkan lapisan kulit bumi berkerut atau melipat, kerutan atau lipatan bumi ini yang nantinya menjadi pegunungan. Lipatan (fold) terdiri atas berbagai bentuk, di antaranya sebagai berikut.
 Lipatan tegak (symmetrical fold) terjadi karena pengaruh tenaga radial, kekuatannya sama atau seimbang dengan tenaga tangensial.
 Lipatan miring (asymmetrical fold) terjadi karena arah tenaga horizontal tidak sama atau tenaga radial lebih kecil daripada tenaga tangensial.
 Lipatan rebah (overturned fold) terjadi karena tenaga horizontal berasal dari satu arah.
 Lipatan menutup (recumbent fold) terjadi karena hanya tenaga tangensial saja yang bekerja.



Gambar 4. Proses Pelipatan
Keterangan gambar: Lipatan terjadi karena adanya gaya tekanan (kompresi) dimana batuan bersifat elastic. Punggung lipatan dinamakan antliklinal, Daerah lembah lipatan dinamakan sinklinal, daerah lipatan yang sangat luas dinamakan geosinklinal.
31
Ada beberapa macam bentuk lipatan, yaitu lipatan tegak miring, rebah, menggantung, isoklin dan kelopak. Perhatikan gambar bentuk-bentuk lipatan berikut.






Gambar 5. Bentuk-Bentuk Lipatan
b) Pembentukan Patahan
Patahan adalah gejala retaknya kulit bumi yang tidak plastis akibat pengaruh tenaga horizontal dan tenaga vertikal. Daerah retakan seringkali mempunyai bagian -bagian yang terangkat atau tenggelam. Jadi, selalu mengalami perubahan dari keadaan semula, kadang bergeser dengan arah mendatar, bahkan mungkin setelah terjadi retakan, bagian-bagiannya tetap berada di tempatnya. Patahan dapat dibedakan berdasarkan prosesnya, yaitu :
 Horst (tanah naik) adalah lapisan tanah yang terletak lebih tinggi dari daerah sekelilingnya, akibat patahnya lapisan -lapisan tanah sekitarnya.
 Graben/Slenk (tanah turun) adalah lapisan tanah yang terletak lebih rendah dari daerah sekelilingnya akibat patahnya lapisan sekitarnya.


Gambar 6. Patahan Naik Dan Turun
 Dekstral terjadi jika kita berdiri potongan yang berada di depan kita bergeser ke kanan. Sinistral, jika kita berdiri
a. lipatan tegak
b. lipatan miring
c. lipatan rebah
d. lipatan menggantung
e. lipatan isoklin
f. lipatan kelopak
32
di potongan sesar yang satu dan potongan di depan kita bergeser ke arah kiri. Perhatikan gambar berikut.




Gambar 7. Dektral dan Sinistral
 Block mountain terjadi akibat tenaga endogen yang membentuk retakan-retakan di suatu daerah, ada yang naik, ada yang turun, dan ada pula yang bergerak miring sehingga terjadilah satu kompleks pegunungan patahan yang terdiri atas balok-balok litosfer.
b. Vulkanisme
Vulkanisme ialah peristiwa alam yang berhubungan dengan aktifitas gunungapi, atau dapat diartikan juga sebagai pergerakan magma di kulit bumi (litosfer) menyusup ke lapisan lebih atas atau ke luar permukaan bumi. Jadi, gejala vulkanisme itu mencakup peristiwa intrusi magma dan ekstrusimagma. Jika gerakan magma tetap di bawah permukaan bumi disebut intrusi magma, sedangkan magma yang bergerak dan mencapai ke permukaan bumi disebut ekstrusi magma. Secara rinci, adanya intrusi magma (atau disebut plutonisme) menghasilkan bermacam-macam bentuk gunung api. Perhatikan gambar penampang gunung api berikut.



Gambar 8. Penampang Gunung Api


Gambar 9. Tipe-Tipe Gunungapi Berdasarkan Lokasi Pusat Kegiatan Menurut Rittmann (1962)

Berdasarkan besarnya tekanan gas, derajad kecairan magma dan kedalaman waduk magma, Escherts membuat klasifikasi letusan pusat gunungapi seperti berikut:
1) Tipe Hawaii, dicirikan dengan lavanya yang cair dan tipis, yang dalam perkembangannya akan membentuk tipe gunungapi perisai. Sifat magmanya yang sangat cair memungkinkan terjadinya lava mancur, yang disebabkan arus konveksi pada danau lava. Tipe ini banyak dijumpai di Hawai seperti di Kilauea dan Maunaloa.

2) Tipe Stroboli, tipe ini sangat khas untuk G.Stromboli dan beberapa gunungapi lainnya yang sedang meningkat kegiatannya. Magmanya sangat cair, kearah permukaan sering dijumpai letusan pendek yang disertai ledakan. Tekanan gas tipe Stromboli rendah.

3) Tipe Vulkano, pada tipe ini pembentukan awan debu berbentuk bunga kol, karena gas yang ditembakkan ke atas meluas hingga jauh di atas kawah. Tipe ini mempunyai tekanan gas sedang dan lavanya kurang begitu cair. Disamping mengeluarkan awan debu, tipe ini juga menghasilkan lava. Berdasarkan kekuatan letusannya, tipe ini dibedakan menjadi tipe vulkano kuat (G. Etna), dan tipe vulkano lemah (G. Bromo dan G. Raung).

4) Tipe Merapi, dicirikan lava cair kental, dapur magma relative dangkal dan tekanan gas yang agak rendah. Maka apabila magma naik ke atas melalui pipa kepundan, akan terbentuk sumbat lava atau kubah lava sementara di bagian bawahnya masih cair. Sumbat lava yang gugur akan menyebabkan terjadinya awan panas guguran.

5) Tipe Pelee, mempunyai viskositas lava yang hamper sama dengan tipe Merapi, tetapi tekanan gasnya cukup besar. Peletusannya adalah peletusan gas ke arah mendatar.Selain sumbat lava, gunungapi ini juga mempunyai jarum lava yang berfungsi sebagai pentil. Terjadi di Mt. Pelee yang terletak di St. Martinique, salah satu pulau di kepulauan Antila Kecil.

6) Tipe Vincent, lavanya agak kental, dan bertekanan gas menengah. Pada kawah terdapat danau kawah, yang sewaktu terjadi letusan akan dimuntahkan ke luar dengan membentuk lahar letusan. Setelah danau kawah kosong, disusul oleh hembusan bahan lepas gunung api berupa bom, lapili, dan awan pijar. Contoh G. Kelud.

7) Tipe Perret atau tipe Plinian, tekanan gasnya sangat kuat, dan lavanya cair. Bersifat merusak dan diduga ada kaitannya dengan perkembangan pembentukan kaldera gunung api. Contoh G. Vesuvius dan Krakatau.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Potensi Kekayaan Laut Indonesia

Posisi Strategis Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia

Ciri-ciri Desa